TEKNIK REFLEKSI PERASAAN
(Definisi, Tujuan ,
Fungsi ,
Cara dan contoh penggunaannya)
1.
Definisi
Teknik Refleksi Perasaan
Refleksi
perasaan adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan/sikap
yang terkandung dibalik pernyataan klien. Dalam hal ini konselor bertugas untuk
mendengar secara cermat, menafsirkan perasaan yang tersirat dan merumuskannya
dalam kalimat jelas (gamblang) yang berisi kata perasaan menurut dugaan
konselor (Sugiharto dan Mulawarman, 2007:57).
Refleksi
perasaan adalah upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman klien
kemudian merefleksikan kepada klien kembali (Willis, 2009:184).
Geldard
& Geldard (2011: 81) mengemukakan bahwa Refleksi perasaan adalah salah satu
ketrampilan mikro yang paling bermanfaat ketikam dipraktikan dengan benar dan
pada saat yang tepat selama proses konseling. Refleksi perasaan adalah
merefleksikan kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam
diri klien.
Dengan
menggunakan keterampilan refleksi perasaan, konselor menyampaikan kepada klien
bahwa dia mencoba memahami bagaimana perasaannya, agar memperkuat kebebasan
klien dan mempercayai ekspresi perasaannya sendiri. Refleksi yang baik tentang
perasaan mencakup pengenalan akan apa yang dikatakan dan bagaimana klien
mengatakannya. Refleksi ini menyangkut upaya mencapai isi dan mengeluarkan
perasaan, serta membaca apa yang sedang dikomunikasikan (Hutauruk dan Pibradi,
1984: 21).
Dari
beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa refleksi perasaan
adalah teknik yang digunakan konselor untuknmenangkap perasaan, pikiran, sikap,
dan pengalaman klien kemudian merefleksikannya kembali pada klien dengan bahasa
konselor sendiri untuk memperkuat kebebasan klien dan mempercayai ekspresi
perasaannya klien.
2.
Tujuan
Teknik Refleksi Perasaan
Ada
beberapa tujuan dari refleksi perasaan (Hariastuti dan Darminto, 2007: 42)
antara lain yaitu:
a. Membantu
klien memahami perasaanya.
b. Mendorong
klien agar lebih banyak mengekspresikan perasaanya, baik positif maupun
negatif, tentang situasi, orang, atau hal-hal khusus lainnya.
c. Membantu
klien menata atau mengatur perasaan-perasaannya.
d. Memberitahukan
pada klien bahwa konselor memahami perasaan klien yang tidak suka atau marah
kepada konselor, sehingga perasaan tersebut dapat berkurang.
e. Membantu
kien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.
Latihan
refleksi bertujuan untuk memberikan kemampuan dan keterampilan kepada calon
konselor agar dia dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan pengalaman klien
melalui pengamatan perilaku verbal dan nonverbal (Willis, 2009:184).
3.
Fungsi
Teknik Refleksi Perasaan
Fungsi dari teknik refleksi
perasaan adalah:
a. Untuk
menunjukkan pada klien bahwa kita berempati terhadapnya dan memahami apa yang
mereka rasakan.
b. Untuk
merefleksikan kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam
diri klien.
c. Untuk
memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
4.
Cara
Penggunaan Teknik Refleksi Perasaan
Cormier
& Cormier dalam Hariastuti & Darminto (2009:42) mengemukakan enam
langkah dalam membuat refleksi perasaan, yaitu:
a. Dengarkan
kata-kata yang digunakan klien untuk menyatakan perasaan-perasaannya, atau
kata-kata afektif dalam pesan atau pernyataan klien.
b. Perhatikan
tingkah laku nonverbal klien ketika ia mengemukakan pernyataan/pesan-peasan
secara verbal. Sering kali perilaku nonverbal menjadi petunjuk yang lebih
sesuai dengan emosi klien karena perilaku nonverbal lebih sulit dikontrol
dibandingkan dengan kata-kata.
c. Menyatakan
kembali perasaan-perasaan klien dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dari
yang diucapkan klien.
d. Mengemukakan
pernyataan refleksi dengan awalan kata yang sesuai dengan petunjuk dari klien,
apakah disampaikan secara visual, auditori atau kinestetik.
Contoh respon refleksi:
Berdasarkan
penyampaian visual:
“Sepertinya Anda kecewa saat ini”
“ namapaknya Anda kecewa saat ini ’’
Contoh
respon refleksi yang auditori:
“ kedengarannya Anda kecewa saat
ini ’’
“ saya mendengar bahwa Anda kecewa
saat ini ’’
Contoh
respon Refleksi Kinestik:
“ saya dapat memahami kekecewaan
Anda ”
“ anda sedang marah saat ini ”
e. Menambahkan
konteks atau situasi dimana perasaan itu muncul.
f. Memeriksa
keefektifan refleksi berdasarkan respon klien terhadap pernyataan refleksi yang
disampaikan konselor. Jika identifikasi perasaan klien dalam refleksi itu
tepat, klien akan menjawab “Ya, benar”
atau “Ya, itulah yang saya rasakan.”
Dalam
merefleksikan perasaan pikiran, atau pengalaman klien dengan bahasa konselor
yang dimulai:
a. “Nampaknya
yang Anda katakan adalah...”
b. “Barangkali
Anda merasa...”
c. “Hal
itu rupanya seperti...”(paraprase)
d. “Kelihatannya
yang Anda maksudkan adalah...”
e. “Nampaknya
Anda mengalami...”
f. “Mungkin
Anda merasa...”
g. “Apakah
Anda menyatakan...”
Supriyo & Mulawarman ( 2006: 24) mengungkapkan
bahwa dalam melakukan refleksi perasaan, ada hal – hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Menghindari steriotip
b. Memilih
waktu yang tepat untuk merespon pernyataan klien.
c. Menggunakan
kata – kata perasaan yang melambangkan perasaan atau sikap klien secara tepat
5.
Contoh
Penggunaan Teknik Refleksi Perasaan
Konseli : “ saya dihadapkan dengan 2 pilihan yang
sulit Buk. Disatu sisi, saya ingin
melanjutkan kuliah di fakultas kesehatan, tetapi disisi lain orang tua saya
menghendaki saya melanjutkan ke fakultas pendidikan Buk. Mereka ingin saya
menjadi guru Buk.”
Konselor : “emmm...iya...iya. namapaknya sekarang ini
Mbak Lia bingung ya, harus memilih melanjutkan ke fakultas apa...”
Konseli : “iya Buk, benar sekali...”
DAFTAR
PUSTAKA
Geldard, Kethryn dan Geldard, David. 2011. Keterampilan Praktik Konseling.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hariastuti, Retno Tri dan Eko Darminto. 2007. Keterampilan-keterampilan Dasar Dalam
Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Hutauruk, Toga dan S. Pibradi. 1984. Konseling Mikro. Jakarta: Dirjen Dikti.
Sugiharto dan Mulawarman.2007. Buku Ajar Psikologi Konseling. Semarang: UNNES Press.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES Press.
S. Willis, Sofyan. 2009. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Terima kasih kakak... tulisan anda sangat membantu saya dalam memahami teknik dasar konseling.. saya dari jurusan bimbingan konseling Islam fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
BalasHapus