Kamis, 12 Juli 2012

TEKNIK REFLEKSI PERASAAN


TEKNIK REFLEKSI PERASAAN
(Definisi, Tujuan , Fungsi , Cara dan contoh penggunaannya)

1.    Definisi Teknik Refleksi Perasaan
Refleksi perasaan adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan/sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien. Dalam hal ini konselor bertugas untuk mendengar secara cermat, menafsirkan perasaan yang tersirat dan merumuskannya dalam kalimat jelas (gamblang) yang berisi kata perasaan menurut dugaan konselor (Sugiharto dan Mulawarman, 2007:57).
Refleksi perasaan adalah upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman klien kemudian merefleksikan kepada klien kembali (Willis, 2009:184).
Geldard & Geldard (2011: 81) mengemukakan bahwa Refleksi perasaan adalah salah satu ketrampilan mikro yang paling bermanfaat ketikam dipraktikan dengan benar dan pada saat yang tepat selama proses konseling. Refleksi perasaan adalah merefleksikan kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam diri klien.
Dengan menggunakan keterampilan refleksi perasaan, konselor menyampaikan kepada klien bahwa dia mencoba memahami bagaimana perasaannya, agar memperkuat kebebasan klien dan mempercayai ekspresi perasaannya sendiri. Refleksi yang baik tentang perasaan mencakup pengenalan akan apa yang dikatakan dan bagaimana klien mengatakannya. Refleksi ini menyangkut upaya mencapai isi dan mengeluarkan perasaan, serta membaca apa yang sedang dikomunikasikan (Hutauruk dan Pibradi, 1984: 21).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa refleksi perasaan adalah teknik yang digunakan konselor untuknmenangkap perasaan, pikiran, sikap, dan pengalaman klien kemudian merefleksikannya kembali pada klien dengan bahasa konselor sendiri untuk memperkuat kebebasan klien dan mempercayai ekspresi perasaannya klien.
2.    Tujuan Teknik Refleksi Perasaan
Ada beberapa tujuan dari refleksi perasaan (Hariastuti dan Darminto, 2007: 42) antara lain yaitu:
a.    Membantu klien memahami perasaanya.
b.    Mendorong klien agar lebih banyak mengekspresikan perasaanya, baik positif maupun negatif, tentang situasi, orang, atau hal-hal khusus lainnya.
c.    Membantu klien menata atau mengatur perasaan-perasaannya.
d.   Memberitahukan pada klien bahwa konselor memahami perasaan klien yang tidak suka atau marah kepada konselor, sehingga perasaan tersebut dapat berkurang.
e.    Membantu kien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.
Latihan refleksi bertujuan untuk memberikan kemampuan dan keterampilan kepada calon konselor agar dia dapat merefleksikan perasaan, pikiran, dan pengalaman klien melalui pengamatan perilaku verbal dan nonverbal (Willis, 2009:184).
3.    Fungsi Teknik Refleksi Perasaan
Fungsi dari teknik refleksi perasaan adalah:
a.       Untuk menunjukkan pada klien bahwa kita berempati terhadapnya dan memahami apa yang mereka rasakan.
b.      Untuk merefleksikan kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam diri klien.
c.       Untuk memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
4.    Cara Penggunaan Teknik Refleksi Perasaan
Cormier & Cormier dalam Hariastuti & Darminto (2009:42) mengemukakan enam langkah dalam membuat refleksi perasaan, yaitu:
a.    Dengarkan kata-kata yang digunakan klien untuk menyatakan perasaan-perasaannya, atau kata-kata afektif dalam pesan atau pernyataan klien.
b.    Perhatikan tingkah laku nonverbal klien ketika ia mengemukakan pernyataan/pesan-peasan secara verbal. Sering kali perilaku nonverbal menjadi petunjuk yang lebih sesuai dengan emosi klien karena perilaku nonverbal lebih sulit dikontrol dibandingkan dengan kata-kata.
c.    Menyatakan kembali perasaan-perasaan klien dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dari yang diucapkan klien.
d.   Mengemukakan pernyataan refleksi dengan awalan kata yang sesuai dengan petunjuk dari klien, apakah disampaikan secara visual, auditori atau kinestetik.
Contoh respon refleksi:
Berdasarkan penyampaian visual:
“Sepertinya Anda kecewa saat ini”
“ namapaknya Anda kecewa saat ini ’’
Contoh respon refleksi yang auditori:
“ kedengarannya Anda kecewa saat ini ’’
“ saya mendengar bahwa Anda kecewa saat ini ’’
Contoh respon Refleksi Kinestik:
“ saya dapat memahami kekecewaan Anda ”
“ anda sedang marah saat ini ”
e.    Menambahkan konteks atau situasi dimana perasaan itu muncul.
f.     Memeriksa keefektifan refleksi berdasarkan respon klien terhadap pernyataan refleksi yang disampaikan konselor. Jika identifikasi perasaan klien dalam refleksi itu tepat, klien akan menjawab “Ya, benar” atau “Ya, itulah yang saya rasakan.”
Dalam merefleksikan perasaan pikiran, atau pengalaman klien dengan bahasa konselor yang dimulai:
a.    “Nampaknya yang Anda katakan adalah...”
b.    “Barangkali Anda merasa...”
c.    “Hal itu rupanya seperti...”(paraprase)
d.   “Kelihatannya yang Anda maksudkan adalah...”
e.    “Nampaknya Anda mengalami...”
f.     “Mungkin Anda merasa...”
g.    “Apakah Anda menyatakan...”
Supriyo & Mulawarman ( 2006: 24) mengungkapkan bahwa dalam melakukan refleksi perasaan, ada hal – hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Menghindari   steriotip
b.      Memilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan klien.
c.       Menggunakan kata – kata perasaan yang melambangkan perasaan atau sikap klien secara tepat

5.      Contoh Penggunaan Teknik Refleksi Perasaan
Konseli     : “ saya dihadapkan dengan 2 pilihan yang sulit Buk. Disatu sisi, saya  ingin melanjutkan kuliah di fakultas kesehatan, tetapi disisi lain orang tua saya menghendaki saya melanjutkan ke fakultas pendidikan Buk. Mereka ingin saya menjadi guru Buk.”
Konselor  : “emmm...iya...iya. namapaknya sekarang ini Mbak Lia bingung ya, harus memilih melanjutkan ke fakultas apa...”
Konseli     : “iya Buk, benar sekali...”

















DAFTAR PUSTAKA

Geldard, Kethryn dan Geldard, David. 2011. Keterampilan Praktik Konseling. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hariastuti, Retno Tri dan Eko Darminto. 2007. Keterampilan-keterampilan Dasar Dalam Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Hutauruk, Toga dan S. Pibradi. 1984. Konseling Mikro. Jakarta: Dirjen Dikti.
Sugiharto dan Mulawarman.2007. Buku Ajar Psikologi Konseling. Semarang: UNNES Press.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES Press.
S. Willis, Sofyan. 2009. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

1 komentar:

  1. Terima kasih kakak... tulisan anda sangat membantu saya dalam memahami teknik dasar konseling.. saya dari jurusan bimbingan konseling Islam fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

    BalasHapus